Pada dasarnya investasi dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan Anda menyimpan uang berupa. Tentunya apabila telah paham serta ahli dalam berinvestasi. Sebab dibalik keuntungan yang anda peroleh dari investasi tentu ada resiko yang kerap kali kurang disadari oleh para investor.
Jika Anda bertanya apakah berinvestasi itu ada resikonya? Jawabannya adalah ada. Apapun jenis dari investasi yang nantinya Anda pilih tentu memiliki kekurangan serta kelebihannya masing-masing.
Resiko dari berinvestasi inilah yang harus anda waspadai jika tidak ingin merugi. Pastinya Anda tidak mau dong mengalami kerugian ketika berinvestasi. Oleh karena itu Anda harus benar-benar memahami apa saja resiko yang akan anda hadapi ketika berinvestasi, berikut dibawah ini adalah resikonya :
Risiko investasi berbentuk risiko pasar
Resiko yang pertama dalam berinvestasi ini dapat berdampak ke segala jenis instrumen investasi dari mulai obligasi reksadana deposito hingga saham. Berikut di bawah ini yang termasuk dalam risiko pasar:
- Risiko ekuitas merupakan risiko yang terjadi biasanya pada saham serta reksadana, hal ini diakibatkan oleh terjadinya penurunan harga atau nilai pasar saham.
- Resiko pada tingkat bunga di mana resiko ini umumnya akan terjadi pada jenis obligasi atau surat hutang yang dikarenakan perubahan dari suku bunga saat acuannya naik dan nilai dari pasar obligasi.
- Resiko pada mata uang di mana risiko ini bisa terjadi ketika anda berinvestasi menggunakan mata uang asing maupun dalam negeri. Pergerakan dari nilai mata uang yang melemah ataupun menguap dapat berdampak pada nilai investasi.
Resiko Likuiditas
Yang berikutnya adalah resiko likuiditas di mana resiko yang ini dapat mengakibatkan Anda tidak bisa memperjualkan investasi yang dimiliki khususnya pada saham, baik dalam harga yang wajar untuk waktu yang cepat.
Jika terpaksa untuk menjualnya maka Anda harus menawarkan saham tersebut pada nilai yang rendah supaya bisa segera memperoleh uang. Tentunya bila Anda menjual saham tersebut dengan nilai yang rendah ini bisa mengakibatkan adanya kerugian atau saham yang dimiliki tidak mempunyai nilai sama sekali.
Risiko kredit adalah bentuk dari resiko investasi
Anda juga sebaiknya mewaspadai terjadinya resiko investasi di mana kerap terjadi pada jenis surat utang atau obligasi yang satu ini. Di mana resiko ini bisa dialami oleh lembaga atau perusahaan yang mengambil utang atau kredit guna pengembangan usaha.
Di mana salah satu dari sumber pinjaman tersebut adalah obligasi titik mempunyai obligasi memang bisa dikatakan menguntungkan karena besaran dari returnnya jauh lebih besar dibandingkan. Tetapi dibalik untung yang diperoleh obligasi memiliki risiko yang mana perusahaan bisa saja tidak membayarkan return yang disebut dengan istilah kupon obligasi.
Risiko inflasi
Resiko berikutnya yang menjadi resiko dalam berinvestasi dan bisa saja terjadi ketika anda memilih untuk menginvestasikan dan ada pada jenis obligasi. Di mana resiko inflasi sebenarnya tidak terlalu berdampak malah biasanya harga saham cenderung naik bila tingkat inflasinya naik, karena perusahaan akan meningkatkan harga produk sesuai besaran inflasi
Risiko pada suku bunga
Meningkatnya suku bunga pasti menjadi salah satu hal dalam investasi yang tidak bisa dihindari, karena obligasi atau pinjaman dapat berdampak negatif yang disebabkan tingginya suku bunga. Resiko ini akan muncul karena terjadinya perubahan pada suku bunga secara signifikan.
Hngga dapat mempengaruhi pendapatan investasi yang Anda tanamkan pada jenis tersebut, di mana apabila suku bunga jadi meningkat maka harga obligasi otomatis menurun. Karena itulah, mengapa dalam berinvestasi Anda perlu mempelajari tentang resiko.
Risiko reinvestasi
Tahukah Anda apa yang mungkin terjadi bila fluktuasi harga serta suku bunga pasar berlawanan? Ya, ada risiko reinvestasi. Risiko ini memaksa investor untuk menginvestasikan pendapatan bunga dari pinjaman atau sekuritas dalam investasi dengan hasil yang lebih rendah karena suku bunga yang lebih rendah.
Langkah ini harus diambil bila arus kas dari investasi menghasilkan pengembalian yang nilainya lebih rendah dibandingkan setelah berinvestasi kembali dalam sarana investasi baru. Misalnya, jika Anda memegang portofolio obligasi dan memiliki kupon 5% selama 5 tahun, hasil obligasi tersebut kemudian turun menjadi 3%.
Kabar baiknya adalah investor akan menerima pembayaran bunga dan pokok investasi setiap 5% ketika jatuh tempo sesuai kesepakatan. Masalahnya adalah jika nanti Anda harus kembali menginvestasikan uang itu dengan membeli obligasi lain dengan kelas yang sama, Anda tidak bisa mendapatkan bunga kupon 5%, tetapi hanya 3 persen.
Risiko terjadinya gagal bayar
Untuk resiko yang satu ini dapat terjadi ke siapapun yang memang terlibat dalam investasi berjenis P2P lending. Dalam keadaan ini debitur tidak lagi mampu untuk bertanggung jawab sesuai dengan kesepakatan di awal. Jika sudah dalam kondisi seperti ini maka anda harus mengestimasi tingkat dari kerugian 1,5% per tahun dari modal yang telah anda tanamkan pada jenis investasi P2P lending.