Terra merupakan blockchain yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan ekosistem transaksi digital terdesentralisasi memakai aset crypto yang dikenal sebagai stablecoin algoritmik. DImana stablecoin adalah aset crypto yang dibuat untuk mempunyai nilai yang sama seperti uang fiat.
Aset dari stablecoin paling dan populer dibuat oleh Terra, yaitu Terra USD (UST). Kemudian, Terra adalah blockchain yang mempunyai fitur kontrak pintar dan dapat mendukung pembangunan ekosistem DApps di atasnya. Aset crypto default Terra Network adalah LUNA.
Bila berdasarkan dengan Coinmarketcap, Terra mempunyai kapitalisasi pasar sebanyak $27 miliar dan memberikan harga $75 untuk 1 LUNA. Angka tersebut tentunya membuat Terra bisa menjadi aset crypto terbesar kesembilan di dunia.
Sejarah dari Terra
Pada dasarnya Terra merupakan proyek yang menggunakan jaringan blockchain dan didirikan oleh Do Kwon dan Daniel Shin pada tahun 2018. Mereka berdua membangun dan mengembangkan Terra Networks berbasis di Negara Korea Selatan dan dinamakan Terraform Labs. Dimana jaringan tersebut kemungkinan bagi pengembang membangun Dapps dan blockchain khusus untuk banyak kasus.
Visi dari proyek ini sendiri sebenarnya untuk menciptakan infrastruktur guna mendorong adopsi murni untuk transaksi digital yang menggunakan teknologi blockchain. Jaringan Terra dibuat sebagai salah satu solusi bertransaksi pada ekosistem keuangan fluktuatif yang ada pada dunia cryptocurrency.
Dengan adanya penggunaan stablecoin, maka Terra akan menyediakan beragam aset dengan stabilitas mata uang fiat. Tetapi sifatnya akan terdesentralisasi serta memanfaatkan keamanan dari jaringan blockchain. Sekarang, CEO Terraform Labs adalah Do Kwon, dimana dia memiliki tugas untuk mengoperasikan juga mengembangkan proyek Terra.
Hal unik yang dimiliki oleh Terra
Aset Deflasi Terra – Merupakan aset crypto, LUNA memainkan peran unik sebab pasokannya terus berkurang karena adanya pembakaran ketika dikonversi ke stablecoin. Hal ini memberikan LUNA mempunyai nilai yang pasti terus meningkat.
Pabrik Stablecoin – Memiliki fungsi utama untuk membuat berbagai aset untuk stablecoin yang dapat dipergunakan untuk melakukan pembayaran digital. Versi blockchain untuk pembayaran digital dari aset Terra stablecoin biasanya digunakan pada teknologi blockchain guna bertransaksi.
LUNA dapat pilih sebagai Investasi
LUNA mempunyai fungsi yang cukup banyak dalam blockchain Terra network, termasuk digunakan sebagai token pada staking, governance, mata uang Dapps serta untuk mengimbangi beragam aset dari stablecoin Terra. Karena itulah, ada beberapa insentif yang terbilang tinggi bagi para pengguna Terra guna menyimpan serta menggunakan LUNA milik mereka pribadi.
Hal tersebut membuat LUNA sebagai salah satu dari instrumen investasi, karena LUNA mempunyai beragam fungsi dan akan terus berputar di dalam ekosistem jaringan Terra. Kemudian, sistem pembakaran untuk token ketika konversi LUNA pada stablecoin juga sebaliknya menjadikan suplainya bersifat deflasioner serta nilai yang dimiliki tidak hilang untuk waktu yang cukup lama.
Cara kerja dari token crypto Terra Lunna
Pada dasarnya Terra merupakan proyek yang menggunakan jaringan blockchain dan didirikan oleh Do Kwon dan Daniel Shin pada tahun 2018. Mereka berdua membangun dan mengembangkan Terra Networks berbasis di Negara Korea Selatan dan dinamakan Terraform Labs. Dimana jaringan tersebut kemungkinan bagi pengembang membangun Dapps dan blockchain khusus untuk banyak kasus.
Biasanya akan berfokus pada proyek DeFi (keuangan terdesentralisasi), non-fungible seperti token (NFT) serta software Web 3.0. Jaringan Terra beroperasi pada algoritma DPoS, yaitu sebuah konsensus tentang aset kripto yang memungkinkan pengguna untuk menambang atau pun memvalidasi transaksi aset crypto sesuai jumlah koin yang mereka pegang.
Jaringan Terra juga terhubung ke network blockchain yang utama lain, termasuk Binance Smart Chain, Aetherium serta Harmony. Jaringan Terra dapat menghasilkan dua jenis aset crypto utama, yaitu Terra USD/ UST untuk stablecoin juga Terra (LUNA) untuk token. Dengan cara ini, Terra LUNA adalah token crypto yang dibuat oleh pihak Terraform Labs.
Penyebab anjloknya harga dari Terra LUNA
Sementara itu yang menjadi penyebab terjadinya penurunan harga dari Terra LUNA secara cepat adalah adanya perubahan pada dinamika pasar cryptocurrency. Ini didukung pula oleh lambatnya harga stablecoin UST, serta berhubungan erat pada Terra LUNA.
Hingga Jumat siang (13/5/2022) pukul 13:10 WIB, nilai UST ada di level $0.113679 atau setara dengan Rp 1.665. Ini terjadi selepas total UST yang diatur oleh platform keuangan terdesentralisasi (DeFi), Anchor turun dari $14 miliar menjadi $8 miliar.
Akibatnya, banyak investor cenderung menukarkan stablecoin UST dengan token LUNA, misalnya sebagaimana yang terjadi dalam skenario diatas. Akibatnya, ketersediaan dari token LUNA menjadi meningkat pesat yang juga menyebabkan harga turun. Jika, harga UST turun seperti sekarang ini.
Stabilisasi harga dapat dicapai secara algoritmik dengan menghancurkan ketersediaan dari UST yang melimpah. Dengan demikian, ketersediaan LUNA meningkat secara otomatis. Semakin tinggi ketersediaan aset crypto, semakin rendah harganya.