Tidak sedikit orang merasa kesulitan mengatur pengeluarannya. Apalagi untuk mereka yang baru memasuki usia produktif dan sebelumnya bergantung kepada dukungan finansial dari orang tua. Bahkan banyak pula yang sudah lama hidup mandiri tetapi masih kesulitan mengatur pemasukan dan pengeluarannya.
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan hidup tentunya akan terus meningkat. Mungkin buat mereka yang masih lajang hal ini belum terlalu terasa. Tetapi setiap orang tentu punya banyak rencana di masa depan, apalagi yang memiliki rencana untuk segera berkeluarga. Maka dari itu, baiknya setiap orang harus menyisihkan pendapatannya untuk bisa memiliki tabungan sebagai bekal di masa depan.
Memiliki gaji yang besar tidak menjamin kita bisa punya tabungan masa depan yang cukup. Sering kali gaji bulanan hanya “lewat doang” dan habis tanpa bisa disisihkan untuk punya tabungan. Karenanya setiap orang harus memliki perencanaan keuangan yang tepat. Dirinya harus bisa mengatur pengeluarannya seefisien mungkin agar pemasukannya cukup untuk mencukupi kebutuhannya dan tetap bisa memiliki tabungan masa depan yang cukup.
Ada beberapa cara untuk mengatur pemasukan. Salah satunya mengikuti beberapa rumus mengatur gaji. Maka dari itu mari kita simak beberap rumus mengatur gaji di bawah ini:
Rumus mengatur gaji 50-30-20
Cara mengatur gaji yang pertama adalah mengikuti rumus 50-30-20. Angka-angka ini adalah prosentase dari total gaji yang diperoleh tiap bulannya. Jika model pendapatanmu adalah harian dan tidak menerima gaji per bulan, kamu bisa mengakumulasikan pendapatan harianmu selama sebulan. Lalu kamu bisa memasukannya ke dalam rumus ini. Mari kita bahas satu per satu untuk lebih jelasnya.
50 persen untuk kebutuhan sehari-hari dan tagihan
Dalam aktivitas bekerja sehari-hari kita tentunya membutuhkan biaya akomodasi. Selain itu kamu juga punya pengeluaran untuk kebutuhan pokok harian seperti makan, minum, kuota internet dan lain-lain. Kebutuhan mendesak harian ini harus menjadi prioritas utama agar aktivitas kita maksimal.
Akan tetapi kita juga sering terlewat boros dan justru mengeluarkan dana untuk kebutuhan harian terlampau besar. Maka dari itu kita harus memiliki batasan agar pengeluarannya maksimal. 50 persen gaji dirasa sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan ini. Penting untuk tetap menjaga angka prosentasi ini agar kita juga bisa selalu memantau dan mengevaluasi kebutuhan harian kita.
Selain itu tentunya tiap orang juga memiliki tagihan-tagiahn seperti cicilan. Ini juga menjadi prioritas utama. Kebanyakan orang tentunya memiliki kebutuhan akan transportasi. Di sini kita bisa mengalokasikan untuk cicilan kendaraan seperti sepeda motor atau mobil. Tidak hanya itu, kita juga bisa mengalokasikannya untuk tagihan lain seperti listrik, air, dan cicilan rumah.
30 persen untuk hiburan dan keinginan
Dalam menjalani keseharian kita juga harus mementingkan hal-hal yang bersifat rekreatif agar terhindar dari stress. Kita bisa mengalokasikan gaji kita untuk kebutuhan akan hiburan dan memberi kesempatan kepada keinginan-keinginan kita. 30 persen gaji kita bisa sisihkan untuk sesekali berwisata, membeli buku, atau nonton di bioskop.
Buat yang punya kekasih juga bisa untuk jalan dan makan bersama “si dia”. Selama kita bisa mengatur intensitas dan besarnya pengeluaran dalam kebutuhan ini, tentunya kebutuhan yang lain tidak akan terganggu. Jadi kita bisa tetap sehat secara psikis dan merasa senang dalam menjalani keseharian.
20 persen untuk tabungan dan dana darurat
Tabungan masa depan tidak hanya dibutuhkan buat mereka yang ingin segera berkeluarga. Banyak orang mengasosiasikan tabungan hanya kepada kebutuhan-kebutuhan berkeluarga seperti biaya pernikahan, biaya membesarkan dan memberi pendidikan anak, dan lain sebagainya. Padahal kita wajib memiliki tabungan untuk kebutuhan-kebutuhan yang tak terduga di masa depan.
Kita juga selalu punya resiko untuk kebutuhan-kebutuhan mendadak seperti jika tiba-tiba sakit atau mengalami kecelakaan. Kita tidak pernah tahu kapan akan mendapat musibah, karenanya penting untuk menyediakan dana khusus sebagai persiapan. 20 persen gaji per bulan dirasa sangat cukup untuk persiapan ini.
Rumus mengatur gaji 4-3-2-1
Angka-angka ini bukanlah angka dalam formasi sepak bola. Bukan juga angka hitungan detik dalam menjelang tahun baru. Ini adalah rumus untuk alokasi gaji sebagaimana pada rumus 50-30-20 tadi. Kita bisa membagi total gaji dan mengaturnya dalam rumus tersebut.
40 persen untuk kebutuhan harian
Kita bisa mengambil 40 persen dari total gaji dan mengalokasikannya kepada kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan di sini yang bersifat pokok dan mendesak untuk keperluan hidup sehari-hari seperti biaya transportasi, makan, belanja bulanan, dan lain sebagainya.
30 persen untuk cicilan dan tagihan
Tak berbeda jauh dari sebelumnya, kita bisa mengalokasikan 30 persen gaji untuk memenuhi tagihan-tagihan dan cicilan kita. Bisa jadi kita mulai untuk mencicil rumah atau menyewa rumah untuk tempat tinggal. Kita bisa mengalokasikan kebutuhan sejenis dari 30 persen gaji ini.
20 persen untuk tabungan dan dana darurat
Masih sama seperti rumus 50-30-20, kita bisa mengalokasikan 20 persen gaji untuk dana tak terduga dan tabungan. Dana ini juga bisa nantinya digunakan untuk rencana-rencana hidup yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.
10 persen untuk kebaikan
Yang berbeda di rumus ini adalah kita mengalokasikan sebagian kecil gaji untuk hal-hal yang berbau kebaikan. Buat kita yang merasa penting untuk beramal dan membantu orang lain, wajib mengatur dan mengalokasikannya secara khusus.
Tidak hanya untuk sedekah saja, dana ini juga bisa kamu gunakan untuk mendukung passion yang bersifat kesukarelawanan. Banyak diantara kita yang konsern dalam bidang ini. Misalnya kamu bergelut dalam bidang literasi dan ingin menyumbang buku-buku untuk mempermudah akses bacaan bagi masyarakat. Atau untuk mereka yang punya konsern dalam lingkungan bisa untuk donasi dalam usaha menghijaukan bumi.
Inilah dua rumus mengatur gaji yang bisa kita terapkan untuk memaksimalkan pendapatan kita. Semoga ini bisa membantu kamu agar gaji yang kamu dapatkan tidak menguap begitu saja.