Home Pinjaman Piutang Adalah Keuntungan Bagi Penjual, Lalu Apa Manfaatnya?

Piutang Adalah Keuntungan Bagi Penjual, Lalu Apa Manfaatnya?

by Greg Pascal
piutang adalah

Piutang adalah salah satu unsur dari aktiva lancar yang ada dalam neraca perusahaan. Piutang muncul sebagai akibat adanya penjualan baik itu barang, jasa ataupun pemberian kredit terhadap debitur. 

Sedangkan dalam arti luasnya, piutang sendiri merupakan tuntutan kepada pihak lain baik berupa uang, barang atau jasa yang dijual secara kredit. Mengingat piutang adalah harta perusahaan yang sangat penting, maka perlu harus dilakukan prosedur yang wajar untuk memutar keuntungan.

Sedangkan dalam akuntansi, piutang kerap disebut dengan AR atau kependekan dari “Account Receivable.Pengertian piutang bisa dikatakan sebagai salah satu jenis penagihan kepada konsumen yang telah berhutang.

Pengertian Piutang Menurut Ahli

Beberapa ahli juga turut menjelaskan arti dari piutang ini. Salah satunya dari Soemarso (2004:338) yang menjelaskan bahwa piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan saat penjualan.

Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. 

Pendapat lainnya adalah dari Wibowo dan Abu Bakar Arif  (2005:151) yang menyatakan bahwa piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.

Sementara Enny pudjiastuti (2004;117) menjelaskan bagaimana piutang atau receivables merupakan proses penjualan barang atau jasa hasil produksi yang dilakukan secara kredit.

Ciri Piutang

Selain beberapa pengertian diatas, piutang juga memiliki beberapa ciri yakni sebagai berikut:

1. Memiliki Nilai Jatuh Tempo

Ciri yang pertama dari sebuah piutang adalah memiliki nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo berarti penjumlahan dari nilai transaksi utama yang ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan pada debitur untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. 

Sebagai contoh, seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit nantinya tak hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli yang dibagi dalam beberapa kali cicilan. Yang ia bayar juga termasuk dengan bunga sebagai ganti waktu untuk membayar barang tersebut.

2. Memiliki Tanggal Jatuh Tempo

Memiliki tanggal jatuh tempo juga menjadi ciri kedua dari piutang. Tanggal jatuh tempo dapat diatur dan juga diketahui dari lamanya piutang. Secara umum, penjual menggunakan dua jenis pengukuran waktu yakni bulan dan hari. 

Apabila piutang dihitung dengan umur bulanan, maka tanggal jatuh tempo akan sama sepeti tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut pada bulan yang berbeda. Namun bila piutang berumur harian, maka akan ada perhitungan untuk menentukan tanggal jatuh temponya.

3. Terdapat Bunga yang Berlaku

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, piutang juga akan dikenakan bunga karena pembeli melakukan transaksi secara kredit. Bunga nantinya akan dibayar sebagai konsekuensi untuk waktu yang diberikan pembeli untuk pelunasan pembelian tersebut.

Bunga dari pelunasan piutang tersebut diambil sebagai keuntungan bagi penjual atas periode waktu pelunasan kredit dari pembeli.

piutang adalah

Baca Artikel Selanjutnya :

Jenis Piutang

1. Piutang Usaha atau Account Receivable

Piutang usaha merupakan jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang ini timbul dari penjualan barang maupun jasa. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Umumnya, jenis piutang usaha ini merupakan piutang terbesar yang ada dalam perusahaan.

2. Wesel Tagih atau Notes Receivable)

Wesel Tagih merupakan surat formal yang dikeluarkan untuk pengukuran utang. Umumnya jenis piutang ini biasanya memiliki waktu tagih lebih lama yakni antara 60-90 hari atau lebih lama. Selain itu, untuk jenis piutang ini mewajibkan pihak debitur untuk membayar bunga. 

Piutang berjenis wesel tagih maupun piutang usaha umumnya disebabkan oleh transaksi penjualan yang juga biasa disebut dengan piutang dagang (trade account).

3. Piutang Lain-Lain atau Other Receivable

Jenis piutang yang terakhir adalah piutang lain-lain atau Other Receivable. Jenis piutang ini mencakup hal lain selain piutang dagang. Beberapa contoh lainnya adalah piutang bunga, gaji, uang muka karyawan, hingga restitusi pajak.

Umumnya, piutang jenis ini tidak berasal dari kegiatan operasional perusahaan yang menyebabkan jenis ini diklasifikasikan dan juga dilaporkan di bagian terpisah di neraca.

Perbedaan Piutang dan Utang

Bedanya utang dan piutang adalah pada pihak pemberinya. Apabila piutang diberikan oleh pihak pemberi maka utang adalah pihak yang menerima atau membutuhkan dana tersebut. Pihak piutang nantinya akan menerima hasil pemberiannya sedangkan pemilik utang akan mengembalikannya.

Akhir kata, mengelola piutang bukanlah hal yang sederhana untuk dilakukan. Dibutuhkan perhitungan dan juga manajemen serta perencanaan yang baik agar apa yang menjadi manfaat dapat dirasakan oleh pemberi utang dan juga manfaat bagi debitur atau penerima utang.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda yang masih berusaha untuk memahami bagaimana piutang ini memiliki peran penting bagi perusahaan. Selamat mencoba untuk memberikan piutang baik pada pihak yang membutuhkan maupun debitur lainnya.

You may also like