Home Investasi Mengenal Kyat, Mata Uang Myanmar dan Sejarahnya

Mengenal Kyat, Mata Uang Myanmar dan Sejarahnya

by admin
mata uang Kyat

Kyat adalah jenis mata uang yang digunakan di Myanmar. Jenis mata uang ini sendiri jarang ada yang mengetahuinya. Simbol yang digunakan mata uang ini adalah K dan kemudian diikuti besaran nominalnya. Contoh harga satu tas adalah K1000. 

Kyat juga seperti kebanyakan jenis mata uang dari negara lain, yaitu terdiri dari koin dan uang kertas. Meski secara garis besar, Anda sudah tahu bahwa Kyat merupakan mata uang dari Myanmar, tapi pasti tidak paham bagaimana sejarahnya. Untuk itu, mari simak pembahasannya berikut ini. 

Sejarah Mata Uang Kyat 

Tidak seperti mata uang lain, Kyat mempunyai sejarah yang unik. Mata uang ini tercatat melakukan pergantian sebanyak 3 periode. Berikut ini adalah urutannya: 

  1. 1852—1889 

Versi pertama Kyat dibuat dari koin perak dan emas, di mana Kyat ini dipakai oleh negara tersebut hingga 1889. Pada setiap Kyat versi ini dibagi 20 pe, kemudian pe ini akan dibagi lagi 4 pya. Lalu ada mu serta mat yang memiliki nilai 2 serta 4 pe. Apabila dihitung dalam bentuk nominal, maka 1 Kyat emas sama dengan 16 Kyat emas. Pada versi ini, mata uang Kyat hanya satu jenis yaitu uang koin. Belum ada uang kertas yang diciptakan pada masa ini. 

1. Rupee

Pada saat transisi dari Kyat versi pertama dengan kedua, pernah terjadi penggunaan Rupee di Myanmar. Penggunaan mata uang ini dikenal dengan Rupee Myanmar. Jenis mata uang yang satu ini digunakan ada saat Myanmar di bawah kekuasaan Inggris pada tahun 1824 sampai 1943, kemudian tahun 1945 hingga 1948. 

2. 1943—1945 

Pada versi keduanya, Kyat beredar di Myanmar pada tahun 1943. Kala itu , negara tersebut masih di bawah kekuasaan Jepang. Pada versi ini, Kyat berbentuk uang kertas dan terbagi menjadi 100 sen pada setiap satuannya. Pada tahun 1944, uang kertas kyat dicetak dengan nilai 1, 5, 10 serta 100 Kyat. 

Lal pada tahun 1945, ketika Perang Dunia Kedua telah usai, mata uang versi yang dicetak saat penguasaan Jepang dianggap tidak berharga. Kemudian, pemerintah Myanmar kembali menggunakan koin dan Rupee untuk alat transaksi. Setelah menyatakan merdeka pada tahun 1948, Myanmar kembali mengenalkan Rupee versi mereka dalam bentuk koin dan kertas.

3. 1952 – Sekarang 

Versi ketiga dari Kyat mulai dikenalkan oleh pemerintah Myanmar pada tahun 1952. Kala itu, Union Bank mendirikan dewan atau panitia mata uang yang mempunyai tugas dalam mengambil alih dalam penerbitan mata uang ini. 

Perubahan yang dilakukan oleh dewan ini adalah mengenalkan sistem desimal di dalam Kyat. Sistem ini pun masih dipakai sampai sekarang, di mana Kyat dibagi menjadi 100 pya. Lalu, di tahun 1958, Union Bank mengeluarkan uang kertas dengan nilai 1, 5, 10 serta 100 Kyat. 

Di tahun 1965, pencetakan untuk uang kertas dilaksanakan oleh Bank Rakyat milik Myanmar. Untuk peran penerbitan pun diserahkan pada Union of Burma Bank. Kemudian pada tahun 1965, catatan uang 75 Kyat resmi diterbitkan. Lalu, catatan untuk uang 15 serta 35 kyat dikenalkan pada tahun 1986.

Secara bertahap pun catatan 90 serta 45 Kyat juga diterbitkan dan ketika nama Burma diganti menjadi Myanmar di tahun 1989 telah dilakukan penyesuaian terhadap uang Kyat. 

Fakta Menarik di Balik Mata Uang Kyat 

Dari sejarah uang Kyat yang sangat panjang ini, ternyata juga ada beberapa fakta menarik yang tidak banyak diketahui orang. Berikut ini adalah fakta tentang uang Kyat dari Myanmar:

1. Baht Thailand lebih populer 

Negara Myanmar yang sedang tidak stabil pada saat ini karena adanya kudeta militer, menyebabkan mata uang Kyat menjadi tidak stabil. Maka tidak heran ketika turis, pendatang dan pedagang yang berada di negara tersebut lebih memilih menggunakan Baht dari Thailand untuk transaksi. 

Hal ini tidak lepas dari nilai Baht yang lebih stabil dan tidak terimbas fluktuatif bila dibandingkan dengan Kyat Myanmar. Tidak hanya di negara ini saja, Bath juga ternyata lebih banyak digunakan di negara Laos dan Kamboja. Padahal kedua negara tersebut memiliki mata uang sendiri yaitu Kip untuk Laos dan Reel untuk Kamboja. 

2. Pernah ditarik 

Ketika awal 2021 atau setelah kudeta terjadi di Myanmar, secara keseluruhan ekonomi negara menjadi kacau. Banyak tersebar isu bahwa cadangan Kyat terus menipis saat kudeta terjadi. Apalagi kejadian ini menjadi lebih parah dengan adanya boikot dari karyawan bank di Myanmar. 

Kejadian ini pun menyebabkan rakyat Myanmar semakin panik dan menarik uang mereka dari bank dalam jumlah banyak. Maka daripada itu, pihak bank pun mengambil kebijakan dengan membatasi nominal pengambilan dalam sehari. 

Bahkan orang yang boleh mengambil uang di bank pun juga dibatasi. Dari kondisi ini, ekonomi di Myanmar semakin mendapatkan dampak buruk. Negara ini masih tidak tahu kapan untuk bisa menyelesaikan krisi uang yang sedang dialami hingga saat ini. 

Itulah penjelasan tentang mata uang Kyat yang penuh sejarah panjang. Hingga saat ini pun, kondisi Myanmar semakin mengkhawatirkan karena adanya pandemi. Krisis ekonomi yang entah kapan selesai membuat Kyat semakin tidak stabil. 

You may also like