Dengan berkembangnya zaman, jumlah terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Akses yang mudah dalam berinvestasi dan kisah sukses para tokoh tokoh hebat yang mengelola semua kekayaan mereka berupa investasi, sehingga membuat tidak sedikit orang mulai tergerak hatinya untuk melakukan investasi.
Akan tetapi, investor pemula banyak yang belum mempunyai pengetahuan yang memadai terkait beberapa hal paling mendasar tentang investasi, sehingga sering sekali kecewa oleh pertumbuhan portofolio investasi yang tak sesuai seperti yang diharapkan.
Nah, agar Anda tidak melakukan kesalahan dan kekeliruan yang pernah terjadi pada investor-investor pemula pada umumnya, berikut ini sudah dirangkum beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh para investor pemula agar Anda terhindar dari kerugian yang besar.
Hindari Kesalahan-Kesalahan Sebagai Investor Pemula Berikut Ini
1. Tidak Mempunyai Tujuan Investasi dan Rencana Keuangan
Melakukan investasi tidak hanya untuk memperoleh keuntungan, namun tujuan dari investasi yakni untuk memenuhi segala kebutuhan keuangan di masa akan datang. Bila tidak mempunyai rencana keuangan yang matang serta tujuan investasinya yang jelas, para investor sering melakukan berbagai kesalahan ketika berinvestasi serta akhirnya merugi. Contohnya saat menjual portofolio saham mereka untuk keperluan dana darurat, dimana hal tersebut telah dipisahkan dari awal, bahkan ada juga yang rela berhutang demi bisa melakukan investasi segera.
2. Menunda Berinvestasi
Sering muncul berbagai macam alasan untuk menunda berinvestasi, yang alasannya yaitu menunggu waktu yang pas. Padahal, seiring bergeraknya waktu, misalnya IHSG yang cenderung mengalami kenaikan dalam jangka panjang serta membuat nilai jual saham, khususnya saham yang memiliki kualitas bagus, menjadi semakin susah dijangkau.
3. Miskonsepsi Investasi
Diluar sana masih banyak ditemukan para investor pemula, dimana tidak dapat membedakan antara saving, investing, gambling hingga trading. Karena, tidak sedikit orang-orang yang tergiur oleh iming-iming melakukan investasi, rendah resiko tapi keuntungan besar. Hal ini membuat banyak para investor pemula diluar sana yang akhirnya melakukan investasi ke produk yang tidak mempunyai future cash flow atau underlying asset. Pada akhirnya upaya investasi yang dijalankan pun tidak bisa memenuhi tujuan keuangan mereka.
4. Mudah Menyerah
Berinvestasi saham sering dianggap dapat memberikan keuntungan yang cepat, sehingga saat sekalinya mengalami kerugian, investor tersebut langsung berhenti. Mereka menganggap investasi ke pasar saham bukan dunianya, karena sudah merugikan. Padahal, strategi berinvestasi pun perlu dipelajari secara mendalam, seperti analisa teknikal dan fundamental. Prinsip tersebut kerap dilupakan para investor pemula, sehingga mereka melakukan investasi pun karena meneruskan rekomendasi dari orang lain,mau mendapatkan hasil yang instan dan lain-lain.
5. Melupakan Risiko
High return, high risk sebetulnya bukan hanya berlaku pada investasi saja. Parahnya, tidak sedikit para investor pemula yang hanya terfokus oleh iming-iming imbal hasil yang ditawarkan serta lupa akan potensi risiko yang akan dihadapi, seperti peristiwa pada cryptocurrency akhir-akhir ini. Dimana hal tersebut juga berlaku pada alokasi portofolio saham yang tidak terdiversifikasi, misalnya cuma terdiri dari beberapa saham yang juga dari sektor serupa.
6. Emosional
Faktanya, para investor pemula ini, kebanyakan melakukan suatu tindakan saat berinvestasi dengan faktor emosi. Umumnya karena menyaksikan tren pasar saham yang sedang berkembang pesat, mereka tanpa melakukan analisis terlebih dahulu, yang berujung hanya sekedar ikut-ikutan saja. Jika wawasan soal investasi dimiliki sejak dini, tentu situasi tersebut bisa diminimalisir atau bahkan dihindari.
Situasi seperti ini, apalagi dikuasai oleh emosi, maka nafsu akan mengontrol pemikiran mereka dan para investor pemula akhirnya membeli banyak sekali jenis saham yang ada, dan sangat terikat erat secara emosional oleh saham atau produk investasi tertentu, bahkan tidak sedikit yang juga terjebak oleh investasi bodong.
7. Memakai Teknik yang Salah
Supaya hasil dari investasinya optimal, para investor pemula pun harus memakai metode atau strategi yang jitu. Akan tetapi, sayangnya tidak sedikit mereka yang terjebak pada produk saham yang sama sekali belum dikenali atau bahkan belum pernah mendengarnya, memilih untuk menerapkan analisa teknikal dulu sebelum menerapkan analisis fundamental, selain itu tidak menginginkan cut loss meski dibutuhkan, tak ingin mempertimbangkan dulu trading cost yang pastinya menggerus hasil portofolio, bahkan tidak pernah memperhatikan pergerakan portofolio mereka selama berinvestasi.
Tapi beberapa pakar mengatakan bahwa berbagai kesalahan yang muncul tersebut sangat wajar terjadi pada mereka yang merupakan pemula di dunia investasi, sebab masih kurangnya referensi, informasi serta ajakan untuk melakukan investasi secara efektif, terutama tentang kapan momen yang paling tepat untuk memulai.
Pastinya sebagai seorang investor yang melakukan investasi di pasar modal cukup sering menghadapi kondisi seperti ini. Akan tetapi, paling utama yaitu bagaimana supaya Anda bisa lebih baik dari kesalahan yang ada, dan tentunya dengan memperbanyak informasi serta wawasan dalam mempelajari soal investasi lebih dalam.